GUNUNG WILIS, DIMANA SEMUA DIMULAI (part 2)

Biasanya kami cuma butuh 30 menit utk mendirikan tenda, tapi karna badai yg berkecamuk, proses mendirikan tenda berlangsung selama 1 jam lebih, keanehan berlanjut, setelah tenda kami berdiri, badai itu hilang. Kami semua bingung, salah satu teman kami sempat berceletuk "badai ne ngejak guyon" saya sempat tertawa, tetapi teman saya yg biasa naik gunung langsung berkata "heeh... nang gunung ojok guyon aneh2.. ojo golek perkoro..!!" kami pun diam dan mulai membagi tugas utk mecari air, kayu bakar dan makanan kegemaran kami, urat pohon palem.

sore berganti malam, kami bercanda gurau di sekitar api unggun, tapi gejil merasakan keanehan, malam ini kok sunyi yaa.. ga ada suara apapun, hewan2 pun tak ada yg bersuara.. selama 3 jam saya merasakan keanehan itu sampai akhirnya saya menanyakan hal itu kepada teman saya, yg langsung dibalas "pokoke ben, lak onok opo2 jgn panik, histeris & cerito ke yg lain, opo neh teman2 seng ra tau munggah gunung, iso bahaya" gejil pun menuruti nasihat itu.

jam 10 malam kami memutuskan tidur, gejil, Ahmad Syahri Gundula dan salah seorang teman tidur diluar karna ga dapat tempat di dalam tenda. keadaan semakin aneh, sekarang tak ada angin sama sekali, tak ada suara.. seperti semua hal itu ditahan oleh sesuatu hal.. teman2 gejil mulai bermimpi, tapi gejil ga bisa tidur, bagi gejil ini terlalu aneh..

Mulai lah pengalaman menakutkan terjadi, gejil seperti melihat seseorang duduk di atas pohon yg berjarak sekitar 50 meter di kiri gejil, jantung gejil berdetak kencang, gejil langsung mengalihkan pandangan, gejil sempat tak percaya, gejil berharap cuma salah lihat, tapi karna rasa penasaran memuncak, gejil beranikan diri melihat, kok hilang..?? ahh... salah lihat paling, batin gejil

gejil melihat ke langit, indah sekali bintang2 bertebaran di langit, gejil melihat sebuah cahaya yg seperti bintang melintasi angkasa, ahh.. paling itu satelit, kata nalar gejil (bersambung ke part 3)