Pagi ini cucu berangkat ke polres, dalam rangka memperpanjang sim buat si shobar.

Pas di parkiran polres banyak berjejer mobil-mobil yang rusak parah, terutama bagian depan, mobil-mobil yang mengalami kecelakaan ini bervariasi ada motunyar ada juga motubanya, tapi yang paling banyak adalah motunyar dan bentuk kerusakan motunyar sangat paraaaaaah dan cucu banyangkan bagaimana keadaan pengemudinya saat itu, kemungkinan besar meninggal atau minimal luka parah.

Cucu jadi termenung, mobil ini kecelakaan saat di jalan tentunya, saat berpergian tentunya, jika mereka celaka saat di jalan, cucupun punya peluang yang sama mbah.

Kenapa? Sebab cucu tiap pekan keluar kota pakai motuba, bahkan dalam pekan ini dan depan cucu keluar kota 4 kali dengan lokasi yang berbeda.

Maka di sinilah betapa dalamnya makna do'a naik kendaraan yang ajarkan Nabi صلى الله عليه وسلم

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ

Maha Suci Rabb yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Robb kami (di hari kiamat)

Daleeeem banget kandungan do'a ini, di mana dalemnya?

Pertama, Allah mensucikan Dzat-Nya, mensucikan Diri-Nya, dari apa? Dari segala kekurangan dan kelemahan. Allah tidak butuh apapun dari makhluknya.

Beda dengan kita, kita butuh kendaraan untuk berpergian, kita butuh alat transfortasi sebagai alat mobilisasi.

Kedua, Allahlah yang menundukan kendaraan yang kita tunggagi, Allah menundukan motuba kita atau motunyar kita agar tunduk sama kita, bukankah sebelumnya kita tidak mampu mengendarai motuba kita? Ingatlah bahwa Allah lah yang menundukan buat kita

Ketiga, kita pasti dan akan kembali kepada Allah.

Kemanapun kita berangkat pakai motuba kita, pada hakekatnya kita sedang pergi dan mendekat menuju Allah ta'ala, menuju akherat, menuju kematian dan inilah sesuatu yang pasti.

Cucu pakai kibar menuju ke beberapa kota, bisa saja cucu lebih dulu sampai ke barzah sebelum sampai ke kota tujuan, sebagaimana korban kecelakaan yang kita ketahui.

Namun tak usah takut dengan kematian, sebab kematian sesuatu yang pasti, namun takutlah saat kita mati kita dalam keadaan kemaksitan kepada Allah, saat ia datang hutang kita masih banyak, saat ajal datang hutang riba kita belum beres.

Namun sambutlah kematian itu dengan senyuman...!

Betapa indahnya saat azal datang malaikat rahmat yang menyambut kita dan kita tersenyum bahagia.

Sebab kita tidak sedih meninggalkan anak istri sebab Allah yang memeliharanya dan kita tidak takut sebab surga tempat kembali kita.

Selamat istirahat siang para mbah semua
Barakallahufiikum