Siang ini si cinta (istri cucu) ngirim wa yang isinya:
"Sayang Alhamdulillah Nafisah (anak pertama cucu) juara 2 di final mhq katagori 3 juz".
Mendengar berita itu sebagai seorang ayah cucu tentu sangat bahagia, bangga dan tentu tambah sayang sam istri, sebab tentu itu adalah salah satu hasil didikan istri di rumah.
Akhirnya cucu teringat saat istri hamil anak pertama,.....
Sehabis pulang shalat subuh istri cucu bilang :
"Sayang ini, dede bayi minta baso tahu, tapi sekarang".
Siap sayang, jawab cucu.
Kuhidupkan si shobar, lalu mulai berangkat mencari baso tahu di subuh buta,....
Sambil jalan cucu mikir, di mana cucu bisa beli baso tahu sepagi ini.
Di pasar gamping tak menemukan, ke pasar wirobrajan nihil, sampai ke dekat polda DIY lalu balik melalui jalur malioboro tak dapat.
Akhirnya cucu pulang dan ingin menyampaikan bahwa belum ada yang jualan.
Pas mau pulang cucu belok lewat kampus kedokteran umy lama yang dekat univ pgri, cucu lihat ada plang "baso tahu" tapi masih tutup.
Akhirnya cucu ketok, dan bertanya apakah baso tahu sudah siap? Belum jawabnya
Bisa beli sekarang? Tanya cucu
Belum siap katanya
Akhirnya cucu jelaskan dan alhamdulllah bisa bawa baso tahu ke rumah
Sampai rumah istri cucu bilang "sudah tidak mau baso tahu, kelamaan nunggu".
Akhirnya cucu bilang "maafin abi sayang, terlambat mendapatkan apa yang kamu inginkan"
Ingin sebetulnya cucu sampaikan tentang perjuangan mendapatkan baso tahu itu.
Namun dihadapan cucu ini istri cucu, anak orang yang telah diserahkan sepenuhnya oleh bapaknya ke cucu, yang cucu harus jaga dan muliakan.
Teringat kisah seorang laki-laki yang datang menemui amirul mukminin umar ibnul khattab رضي الله عنه yang ingin mengadukan sikap istrinya, sesampainya di depan rumah ia mendengar istri umar sedang marah, lalu ia pun pulang.
Sebelum pulang umar keburu melihatnya dan memanggilnya...
Ada apa wahai fulan? Tanya beliau
Wahai amirul mukminin, aku ingin mengadukan sikap istriku kepadaku, namun aku mendengar istri anda marah kepada anda yang lebih daripada marahnya istri saya, namun engkau diam tidak membalas.
Maka umar mengatakan "apakah pantas aku memarahi istriku yang telah masak buatku, mencucikan pakaianku, mendidik anak-anak ku dst".
Sebetulnya istilah ngidam itu sebagai bentuk aksi istri kita untuk minta diperhatikan lebih.
Maka para mbah semua, hayu kita sama-sama muliakan mbah uti kita sebab sebaik-baik orang adalah yang paling baik kepada istrinya.
Note:
Sengaja cucu screen shoot percakap cucu dengan istri, sebab sejak cucu berumah tangga, semakin lama cinta kami semakin bertambah dan bahasa yang kami gunakanpun tidak berubah
Selamat mencoba para mbah

No comments
Post a Comment